Adora Svitak guru termuda dengan bayaran termahal
Waktu tidak
abadi,
datang dan
segera berlalu.
Hingga akhirnya
kita tertinggal sendiri,
menanggung
beban dan deritanya.
Penggalan
puisi di atas adalah puisi berjudul “Waktu Tidak Pernah Berakhir” karangan
Adora Svitak. Asalnya puisi ini berjudul “Time is Not Eternal”.Puisi asalnya
pun berbunyi, “Time is not eternal, it’s fleet and shortly gone. And then we’re
left all alone, to bear its brunt and brawn”.
Puisi ini
tersiratkan satu persoalan yang mendalam di dalam hidup, yaitu waktu. Persoalan
yang melibatkan para pemikir, baik yang ilmiah maupun religious, ikut
membahasnya.Waktu memang tidak pernah berakhir. Bahkan, puisi yang berjalan di
atasnya pun selalu memperkaya diri sejalan dengannya.
Penyair datang
dan pergi silih berganti. Satu era berganti dengan era yang lain, masa ke masa,
gaya-gaya dan aliran pun terus bermetamorfosis.Namun, adakah anda percaya kalau
puisi ini ditulis oleh seorang kanak-kanak ketika berumur 11 tahun bernama
Adora Svitak?.
Dalam usianya
yang sangat muda itu, sudah ada dua buku yang ditulisnya, Dancing Finger dan
Flying Fingers. Ketika ini ada tiga judul lagi yang sedang dikerjakannya.Buku
tersebut berisi kumpulan tulisan-tulisan Adora. Tidak hanya puisi, namun dia
juga memasukkan cerita-cerita pendek ciptaannya.
Biografi:
Nama : Adora Svitak.
TTL: Washington
State, AS, 15 Oktober 1997
Pekerjaan : Guru Sekolah Dasar.
Tarif Mengajar : US$ 300(Rp,2.691.000) /pelajaran/50
menit.
Tarif sebagai Pembicara :US$ 10.000 (Rp,89.695.000) sekali
presentasi
Mulai Membaca di usia: 3 Tahun.
Karya : Menulis Buku "Flying Fingers"
(berisi koleksi cerita-cerita pendek karya Adora yang juga berisi tips dan
panduan bagi mereka yang ingin menjadi penulis).
Hobby : Suka membaca 2-3 buku/hari !!!!.Lebih suka menonton
berita daripada menonton Film Kartun.
skills : bisa mengetik antara 80-112 kata per menit.
Tulisan Adora
banyak menampilkan fantasi dan keajaiban.Olehnya, kedua imaginasi ini disatukan
dengan fiksi, baik yang digambarkan secara realistis maupun kontemporer.
“Semuanya itu adalah pengaruh JK Rowling yang telah membuat seri Harry Potter
menjadi kelihatan nyata,” katanya menjawab pertanyaan melalui wawancara
tertulis.
Selain
Rowling, Adora juga mengaku terpengaruh denagn Gloria Whelan dan Ann Rinaldi
yang membuatnya sangat tertarik untuk menampilkan cerita-cerita bergaya epik.
Ada juga Lois Lowry yang mempengaruhinya dalam melihat dunia tempat kita hidup
ini secara berbeda.
Untuk penyair
lain, nama-nama seperti Shel Silverstein, Jack Prelutsky, Edna St
Vincent-Millay, dan Emily Dickinson banyak mempengaruhi puisi-puisi Adora.
“Saya menyukai Silverstein dan Prelutsky karena humor yang sering ditampilkan
di dalam puisi mereka, sedangkan Edna St Vincent-Millay dan Emily Dickinson
adalah kerana cara mereka merangkai kata yang menarik di dalam puisinya,” kata
Adora.
Para penulis
itulah yang memengaruhi Adora di dalam teknik menulisnya. Tidak
tanggung-tanggung, Adora mampu membaca 2-3 buku dalam sehari! Hal ini mungkin
berbeda dengan beberapa penulis kecil lain, seperti Anne Frank atau Zlaty
Filipovic.Selain membaca, menulis tentu menjadi aktivitasnya yang lain. Dari
kedua aktivitas inilah wawasan dan keterampilan Adora berkembang.
Selain
menyandang gelaran penyair muda, Adora juga sering digelar sebagai guru
termuda. Dia mengajar baik di kelas maupun di beberapa stasiun TV. Di kelas
ataupun pada seminar-seminar yang diadakan oleh perguruan-perguruan tinggi di
Amerika Serikat, termasuk juga di salah satu program acara TV yang
dibawakannya, Adora sering mengajar teknik menulis.
Tidak hanya
cerita-cerita penuh fantasinya saja yang dapat mengejutkan banyak orang. apabila
dihitung-hitung, rata-rata Adora mampu menulis hingga 70 kata per menitnya.
Selain itu, Adora juga sering diminta pendapat tentang cara mendidik dan
membesarkan anak. Di dalam website pribadinya www.adorasvitak.com, Adora membuka layanan interaktif yang bisa diakses oleh anak-anak maupun
orang tua. Anda juga bisa mengunjungi blog Adora di http://adorasv.blogspot.com/.
Adora
sepertinya berniat untuk membagikan keterampilan yang dimilikinya melalui
media-media yang ada. Dia seolah sadar bahwa waktu memang tidak akan abadi.
“Waktu tidak abadi dan dia hanya berada di dalam kesedaran kita. Ketika kita
menyadari tentang ketidak baikannya, dia akan membawa kita kepada kehancuran,”
kata Adora menutup puisi “Time is Not Eternal”. Dalam bahasa asalnya, “Time is
not eternal, and it’s only in our wake. That we realize time’s amoral, it will
drive us till we break.”
0 komentar:
Posting Komentar